My Nightmare #1 Title: My NightmareChapter: 1/? Posting On: Every Monday&Thursday&Sunday "Sa! Tungguin dong!" Seruku pada Salsa, bestieku, "Cepetan dikit! Liat tuh, Rizki, Momoko, sama Steve udah didepan!" Katanya, aku segera berlari kecil dan kami melanjutkan 'petualangan' kami. Saat ini, Selasa, pukul 21.43 , Aku dan sahabat-sahabatku, Salsa yang aktif, Rizki yang menyebalkan, tapi seru, Momoko yang feminim tapi bukan penakut, yang lebih tua 1 tahun dari kami, dan Steve yang agak, mena...wan? Ok lupakan, berada di sekolah kami, SMA Soekarno-Hatta, yang baru-baru ini ada kabar berhantu, aku sih tidak percaya, masa berhantunya baru sekarang sih? Tapi, kalo jalan-jalan di sekolah malem-malem gini serem juga, apalagi, aku dihantui oleh 'karunia' ku, yang membuatku takut untuk memegang barang-barang disekitarku. Karunia? Karunia apa? Menurutku itu bukanlah 'karunia' karena hanya menyusahkan ku saja! Ini semua dimulai saat aku berumur 4 tahun, saaat aku memegang vas antik nenekku, yang ditemukannya di ruang bawah tanah di rumah barunya, aku melihat seorang wanita cantik menangis, sambil mengikatkan tali, yang kau tahu, untuk, mengambil nyawamu, dia menulis sesuatu, dan memasukan nya kedalam vas itu yang lalu dia kubur dibawah lantai kayu, lalu dia mengalungkan lehernya di tali itu, dengan silet yang dipegangnya dia memotong pergelangan tangan kiri nya, dan melempar silet itu kebawah, dia menendang kursi yang dia naikki, dan lalu selesai, aku menceritakannya pada mom dan dad, tapi mereka tak percaya, nenekku tapi percaya, dia mengecek isi vas itu yang lubang nya sangat kecil, dengan kawat, dan menemukan surat wasiat, nenekku lalu mengatakan bahwa aku mempunyai 'karunia' yaitu bisa melihat masa depan atau masa lalu, asal itu menyeramkan, dan aku pun bisa melihat beberapa kejadian seram dengan menyentuh benda-benda usang, menyeramkan, bukan? Ok, balik ke cerita awal, kami pergi ke kamar mandi wanita tapi tidak menemukan hantu, hanako-misalnya- , lalu saat kami melewati ruang siaran, terdengar suara sesuatu jatuh, lalu tangisan, kami semua memandang satu sama lain dengan pandangan -aku-gak-mau-masuk- , sampai akhirnya aku menyerah, aku membuka pintu ruang siaran, dengan kunci yang kami minta pada penjaga sekolah di ruangan nya yang sedang setengah ngantuk, jadi kami punya semua kunci sekolah, dan aku melihat, anak kecil, perempuan sedang menangis, kami semua mundur, tapi Momoko tidak, dia malah masuk kedalam dan mengusap rambut anak itu, "Ada apa gadis kecil?" Katanya, anak itu menatap Momoko dan kami, dengan wajah imutnya, "A..Anak kelinciku yang masih kecil masuk kedalam, lewat situ," Dia menunjuk ventilasi diatas jendela ruang siaran, "Jadi aku masuk lewat jendela yang terbuka, tapi aku jatuh saat melompat masuk, aku luka," Dia menangis lagi, melihat Momoko yang tenang, kami semua jadi tidak takut lagi, aku memasuki ruangan dan duduk disamping Momoko, "Sudah, biar kami obati dulu lukamu, lalu kita cari anak kelincinya sama-sama" Ujarku, "Riz, tolong ambilin kotak P3K di UKS, ini kuncinya!" Seruku, Rizki langsung mengambil kotak P3K bersama Steve, aku dan Momoko menunggu bersama anak itu, tiba-tiba, aku melihat mic tua rusak yang sepertinya milik ruang siaran yang sudah lama, aku mengambilnya, "Apa ini?" Gumamku, dan aku melihat pemandangan mengerikan, yang pernah ada, karena aku dan Momoko hanya berdua di ruang siaran, bersama.. Anak.. Itu? Aku mundur ke dinding, Steve dan Rizki datang, "Ini kotak P3K nya!" Seru mereka, aku menahan mereka masuk, dan menyadari hal mengerikan lainnya, "Hei," Aku berkata pelan, "Bukankah ini lantai 3?" Mata anak itu langsung dingin sedingin es, dia tersenyum melihatku, lalu... BLAMM!! Pintu ruang siaran tertutup. |